Cara Mendirikan PT Perorangan Sesuai UU Cipta Kerja Terbaru

Cara Mendirikan PT Perorangan Sesuai UU Cipta Kerja Terbaru

Menjadi Pengaruh – Berikut ini prosedur dan cara mendirikan PT Perorangan sesuai dengan UU Cipta Kerja No. 11 tahun 2020.

Buat kamu yang tertarik mendirikan PT perorangan, ada beberapa aturan yang harus kamu tahu leih dulu.

PT Perorangan sendiri diperuntukkan khusus buat usaha yang masuk dalam kriteria mikro dan kecil, ya.

Nah, buat usaha mikro, modalnya gaj boleh lebih dari Rp 1 miliar dan itu belum termasuk harga tanah atau bangunan tempat usaha, atau total hasil penjualan per tahunnya gak lebih dari Rp 2 miliar.

Kalau buat usaha kecil, ada sedikit perbedaan. Modal usahanya bisa antara Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar (juga nggak termasuk tanah atau bangunan tempat usaha), atau hasil penjualan per tahunnya bisa antara Rp 2 miliar sampai Rp 15 miliar.

Jadi, PT Perorangan sangat membantu untuk usaha yang masih dalam tahap berkembang.

Baca Juga: Jenis Modal PT dan Klasifikasinya yang Harus Kamu Pahami

Unsur Penting PT Perorangan

Dalam UU Cipta Kerja, PT Perorangan punya dua unsur utama yang perlu diperhatikan, yaitu (1) karakteristik individu sebagai pendiri dan (2) kriteria Usaha Mikro dan Kecil (UMK):

Unsur Karakteristik Individu (Perorangan)

PT Perorangan merujuk pada pendirian perusahaan oleh satu orang saja dan berlaku hanya untuk Warga Negara Indonesia (WNI).

Konsep ini menekankan pemisahan antara aset pribadi pendiri dengan aset perusahaan.

Dalam PT Perorangan, tidak ada persyaratan modal dasar minimum melainkan hanya perlu mengisi pernyataan pendirian.

Proses pendirian PT Perorangan juga lebih sederhana karena tidak memerlukan akta notaris

Selain itu, PT bisa didirkan dengan satu orang pendiri atau satu pemegang saham dan tidak perlu melibatkan komisaris.

Baca juga  Izin Edar Frozen Food: Daftar KBLI, Jenis, dan Sanksi

Unsur Kriteria Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

UMK merujuk pada usaha dengan skala mikro atau kecil. Usaha mikro memiliki modal di bawah Rp 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah).

Sementara itu, usaha kecil memiliki modal di atas Rp 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah) hingga Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah).

Dengan begitu, PT Perorangan adalah bentuk perusahaan yang didirikan oleh satu individu dengan modal yang tidak melebihi Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah) dan proses pendiriannya lebih sederhana dan fleksibel dibandingkan PT Reguler.

Baca Juga: Suami-Istri Boleh Jadi Pemilik PT? Ini Aturannya

Syarat Pendirian PT Perorangan

Perseroan Terbatas disebut sebagai Persero adalah badan hukum yang didirikan sesuai dengan kriteria usaha mikro dan kecil.

– Membuat Surat pernyataan Pendirian sesuai dengan Format yang ada pada lampiran PP No. 8 tahun 2021 PP tentang Modal UMK.

– Perseroan perorangan didirikan hanya oleh 1 orang.

– Perseroan perorangan wajib memiliki Modal Dasar dan modal disetor. Sama seperti Perseroan Terbatas ketentuan modal disetor yaitu minimal 25% dari modal dasar yang dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.

– Perseroan Perorangan didirikan oleh WNI dengan mengisi peryataan pendirian dalam Bahasa Indonesia

-WNI sebagaimana dimaksud harus memenuhi syarat yaitu : harus berusia paling rendah 17 tahun dan cakap secara hukum.

Proses Pendirian PT Perorangan

– Didirikan oleh 1 orang (termasuk Pemegang saham dan Direktur, tidak ada Komisaris)

– Memiliki kegiatan usaha mikro dan kecil

– Pendiri membuat surat pernyataan pendirian

– Pendaftaran secara elektronik Perseroan Perorangan melalui Menteri Hukum dan HAM RI

– Mengurus NPWP Perseroan Perorangan

-Mengurus NIB dan Izin usaha Perseroan Perorangan

Berkas Untuk Pendirian PT Perorangan

Baca juga  Apa Itu KBLI Single Purpose?

– KTP

– NPWP

Baca Juga: 5 Perbedaan PT Perorangan dan Reguler, Mana yang Cocok?

Itulah tadi penjelasan singkat tentang cara mendirikan PT Perorangan sesuai dengan aturan terbaru dari pemerintah.

Kamu tertarik mendirikan juga? Langsung saja klik di bawah ini untuk konsultasi.

Klik di Sini

Bagikan:

Artikel Lainnya

Izin Usaha Konstruksi Apa Saja Berikut Daftar Lengkapnya

Izin Usaha Konstruksi Apa Saja? Berikut Daftar Lengkapnya

Memiliki izin usaha yang lengkap dan sah bukan sekadar formalitas belaka, melainkan suatu keharusan. Izin usaha konstruksi merupakan bukti konkret komitmen sebuah perusahaan terhadap legalitas, profesionalisme, dan kepatuhan pada regulasi yang berlaku. Selain itu, berbagai izin ini menjadi jaminan bagi para pemangku kepentingan—mulai dari klien, mitra bisnis, hingga pemerintah. Mereka bisa menilai bahwa perusahaan konstruksi tersebut memiliki kapabilitas dan kredibilitas untuk menjalankan proyek-proyek dengan standar kualitas dan keamanan yang tinggi. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas berbagai jenis izin usaha konstruksi yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan konstruksi yang beroperasi di Indonesia. Apa Itu Usaha Konstruksi? Usaha konstruksi adalah kegiatan yang berhubungan dengan membangun, memperbaiki, merawat, atau membongkar bangunan dan infrastruktur. Ini meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti membangun gedung, jalan, jembatan, dan fasilitas lainnya. Dalam usaha ini, banyak pihak terlibat, seperti kontraktor, subkontraktor, dan pekerja ahli di berbagai bidang. Tugas-Tugas dalam Usaha Konstruksi Tugas dan pekerjaan dalam usaha konstruksi sangat beragam dan melibatkan banyak aspek teknis serta manajerial. Berikut beberapa tugas utama dalam usaha konstruksi: – Merencanakan proyek: Membuat rencana kerja, anggaran, dan jadwal. – Mendesain: Membuat desain bangunan sesuai kebutuhan klien dan aturan yang berlaku. – Membangun: Melaksanakan pembangunan sesuai desain yang sudah disetujui. – Mengawasi kualitas: Memastikan semua pekerjaan sesuai standar untuk menjamin kualitas dan keamanan. – Merawat: Melakukan perawatan rutin dan perbaikan pada bangunan yang sudah jadi Bagaimana Bisnis Konstruksi Menghasilkan Uang? Bisnis konstruksi memiliki skema profit yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk skala proyek, kompleksitas pekerjaan, dan efisiensi operasional. Berikut adalah beberapa sumber profit utama dalam bisnis konstruksi: Baca juga  Struktur Organisasi serta Tugas dan Wewenang Organ Yayasan– Keuntungan dari proyek: Selisih antara biaya pengerjaan dan harga yang dibayar klien. – Efisiensi kerja: Mengelola biaya dengan efisien bisa meningkatkan keuntungan. – Banyaknya proyek: Semakin banyak proyek, semakin besar potensi untung. – Penggunaan teknologi: Memakai teknologi terbaru bisa menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi. Izin-Izin yang Diperlukan untuk Usaha Konstruksi Untuk menjalankan usaha konstruksi di Indonesia, terdapat beberapa izin dan sertifikat yang harus dimiliki oleh perusahaan konstruksi, antara lain: 1. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi SBU adalah sertifikat yang menunjukkan bahwa perusahaanmu mampu dan kompeten untuk melakukan pekerjaan konstruksi. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). 2. Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi SKK adalah sertifikat untuk para pekerja konstruksi yang sudah lulus uji kompetensi. Ini memastikan bahwa pekerja yang terlibat dalam proyek punya keahlian yang diperlukan. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). 3. Registrasi Kantor Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) Kalau kamu punya perusahaan konstruksi asing dan ingin buka kantor di Indonesia, kamu perlu registrasi BUJKA. Ini memastikan perusahaanmu terdaftar dan diakui pemerintah Indonesia. BUJKA dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kenapa Bisnis Konstruksi Menjanjikan? Industri konstruksi di Indonesia terus menawarkan prospek yang cerah bagi para pelaku usaha. Ini didorong oleh berbagai faktor yang menciptakan permintaan berkelanjutan dan peluang pertumbuhan yang signifikan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengapa sektor ini tetap menjanjikan: 1. Permintaan yang Konsisten dan Berkelanjutan – Pertumbuhan Populasi: Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan akan perumahan, fasilitas publik, dan infrastruktur terus bertambah. – Urbanisasi Pesat: Perpindahan masyarakat ke daerah perkotaan menciptakan permintaan akan pengembangan properti komersial dan residensial di kota-kota besar. Baca juga  Bolehkah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Mendirikan PT?– Program Infrastruktur Pemerintah: Komitmen pemerintah dalam pembangunan infrastruktur nasional membuka peluang besar bagi perusahaan konstruksi. – Renovasi dan Pembaruan: Bangunan dan infrastruktur yang ada memerlukan pembaruan dan renovasi secara berkala, menciptakan aliran proyek yang stabil. 2. Nilai Proyek yang Besar – Skala Ekonomi: Proyek-proyek besar seperti pembangunan bandara, pelabuhan, atau kawasan industri menawarkan nilai kontrak yang sangat besar. – Margin Profit yang Menarik: Meskipun memerlukan investasi awal yang besar, proyek-proyek skala besar sering kali menawarkan margin profit yang menarik. Kesimpulan Memiliki izin usaha yang lengkap dan sah sangat penting bagi perusahaan konstruksi di Indonesia, sebagai bukti komitmen terhadap legalitas dan profesionalisme. Jenis-jenis izin yang diperlukan mencakup Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi, Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi, dan registrasi untuk kantor perwakilan perusahaan asing. Industri konstruksi di Indonesia menawarkan prospek yang cerah karena permintaan yang berkelanjutan dan nilai proyek yang besar. Kesimpulannya, kepatuhan terhadap regulasi dan pemenuhan izin usaha konstruksi adalah kunci untuk menjalankan bisnis konstruksi yang sukses dan menguntungkan.

Manajemen Online Reputation

Menjaga Reputasi Bisnis di Era Digital: Pentingnya Manajemen Online Reputation

Di era digital saat ini, reputasi bisnis tidak hanya ditentukan oleh produk atau layanan yang Anda tawarkan tetapi juga oleh bagaimana bisnis Anda dipersepsikan secara online. Manajemen online reputation menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan media sosial. Artikel ini akan membahas pentingnya menjaga reputasi bisnis di era digital dan strategi efektif untuk mengelola reputasi online Anda. Mengapa Manajemen Online Reputation Penting? Reputasi bisnis Anda di dunia digital dapat mempengaruhi banyak aspek, termasuk: Strategi Efektif untuk Mengelola Reputasi Online 1. Monitor Reputasi Online Anda Secara Berkala Gunakan alat pemantauan online seperti Google Alerts, Hootsuite, atau Brandwatch untuk melacak apa yang dikatakan tentang bisnis Anda di internet. Pemantauan yang rutin memungkinkan Anda untuk segera menanggapi ulasan negatif atau berita miring sebelum menjadi masalah besar. 2. Kelola Ulasan Pelanggan dengan Bijak Ulasan pelanggan di platform seperti Google My Business, Yelp, atau TripAdvisor sangat mempengaruhi reputasi online Anda. Beberapa langkah yang dapat diambil: 3. Kelola Media Sosial dengan Efektif Media sosial adalah saluran komunikasi langsung dengan pelanggan. Untuk mengelola reputasi online di media sosial: 4. Optimalkan SEO untuk Reputasi Online Optimasi mesin pencari (SEO) tidak hanya membantu meningkatkan visibilitas online tetapi juga dapat membantu mengendalikan narasi tentang bisnis Anda. Beberapa langkah yang bisa diambil: 5. Bangun Hubungan dengan Media Membangun hubungan baik dengan media dapat membantu menyebarkan berita positif tentang bisnis Anda. Pertimbangkan untuk: 6. Siapkan Rencana Krisis Terkadang, reputasi bisnis dapat terancam oleh krisis yang tidak terduga. Penting untuk memiliki rencana krisis yang siap diterapkan: Manajemen online reputation adalah bagian penting dari strategi bisnis di era digital. Dengan memantau reputasi online secara berkala, mengelola ulasan pelanggan, mengoptimalkan media sosial dan SEO, membangun hubungan dengan media, dan mempersiapkan rencana krisis, Anda dapat melindungi dan meningkatkan citra bisnis Anda. Reputasi yang baik tidak hanya meningkatkan kepercayaan pelanggan tetapi juga membuka peluang pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang. Baca juga  Beda PIRT dan Izin Edar BPOM dalam Usaha Pangan OlahanMenjaga reputasi bisnis di era digital memerlukan upaya yang konsisten dan strategi yang tepat. Dengan fokus pada manajemen online reputation, Anda dapat memastikan bahwa bisnis Anda tetap dipandang positif dan profesional oleh pelanggan dan mitra bisnis. Jangan ragu untuk berinvestasi dalam alat dan sumber daya yang diperlukan untuk mengelola reputasi online Anda dengan efektif.

5 Beda Modal PT dan CV, Pengusaha Wajib Tahu

5 Beda Modal PT dan CV, Pengusaha Wajib Tahu

Bagi para pengusaha, pemilihan bentuk badan usaha adalah keputusan penting yang dapat mempengaruhi perkembangan dan kesuksesan bisnis mereka. Di Indonesia, dua bentuk badan usaha yang paling sering dipilih yaitu Perseroan Terbatas (PT) dan Commanditaire Vennootschap (CV). Kedua bentuk ini memiliki perbedaan mendasar yang harus dipahami dengan baik, terutama terkait dengan modal. Dengan memahami perbedaan ini, pengusaha dapat menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis. Perbedaan Legalitas PT dan CV bagi Bisnis PT dan CV merupakan dua entitas bisnis yang diatur oleh hukum Indonesia. Keduanya punya perbedaan penting dalam hal legalitas dan regulasi yang berlaku. PT diatur oleh Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, sedangkan CV diatur oleh Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Dalam hal legalitas, PT dianggap lebih formal dan punya struktur yang lebih kompleks dibandingkan CV. PT punya kepribadian hukum tersendiri, yang artinya dapat melakukan perjanjian, memiliki aset, dan bertanggung jawab atas utang secara mandiri. Selain itu, pemilik PT punya keterbatasan tanggung jawab hanya sebesar saham yang dimiliki. Sementara CV tidak punya kepribadian hukum terpisah. Tanggung jawab sekutu aktif tidak terbatas, sehingga mereka bertanggung jawab penuh atas utang dan kewajiban CV. Sekutu pasif hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkan. Beda Modal PT vs CV Perbedaan modal antara PT dan CV penting untuk diketahui oleh pengusaha saat memulai atau mengembangkan bisnis. Memahami karakteristik modal dari kedua jenis badan usaha ini membantu pengusaha memilih struktur bisnis yang sesuai dengan kebutuhan mereka. PT dan CV memiliki kelebihan dan kekurangan terkait modal yang disetor, tanggung jawab pemodal, dan fleksibilitas pengelolaan modal. Baca juga  SBU dan NIB Apakah Sama? Berikut Penjelasan, Cara, dan Biaya PembuatannyaBerikut ini penjelasan singkat tentang perbedaan modal antara PT dan CV. Modal PT 1. Modal Minimum Modal minimum yang dibutuhkan untuk mendirikan PT adalah Rp 50 juta untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Rp 10 miliar untuk non-UMKM. Ketentuan ini memastikan bahwa PT punya basis keuangan yang kuat sejak awal pendiriannya. 2. Penyetoran Modal Minimum Dari modal dasar yang ditentukan, minimal 25% harus disetorkan saat pendirian PT. Hal ini diatur untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk memulai operasinya. 3. Pembagian Modal Modal PT dibagi dalam bentuk saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Gunanya agar para pemegang saham punya bagian dari perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. 4. Penyetoran Modal Penyetoran modal dapat dilakukan dalam bentuk uang, barang, atau jasa. Fleksibilitas ini memberikan kemudahan bagi pendiri PT untuk menyetorkan modal dalam bentuk yang paling sesuai dengan kondisi mereka. 5. Regulasi Segala sesuatu terkait modal PT diatur dalam UU No 40 Tahun 2007, yang memberikan kerangka hukum yang jelas dan pasti bagi para pemegang saham dan direksi. Modal CV 1. Modal Minimum Tidak ada ketentuan modal minimum untuk mendirikan CV. Hal ini membuat CV lebih mudah didirikan oleh pengusaha dengan modal terbatas. 2. Penyetoran Modal Minimum CV juga tidak punya ketentuan mengenai penyetoran modal minimum, sehingga lebih fleksibel dalam hal modal yang harus disiapkan oleh para sekutu. 3. Pembagian Modal Modal dalam CV dibagi dalam bentuk penyertaan modal dari para sekutu, baik sekutu aktif maupun sekutu pasif. Pembagian ini bersifat internal dan diatur berdasarkan perjanjian antara para sekutu. Baca juga  Apa Itu NIB Berbasis Risiko dan Bedanya dengan NIB Biasa? Berikut Penjelasan Lengkapnya4. Penyetoran Modal Penyetoran modal umumnya dilakukan dalam bentuk uang. Namun, dalam beberapa kasus, modal juga dapat disetorkan dalam bentuk lain sesuai kesepakatan para sekutu. 5. Regulasi CV mengacu pada KUHD yang memberikan panduan umum tapi tidak sekompleks regulasi yang mengatur PT. Ini memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan CV. Manfaat Memahami Perbedaan Modal PT dan CV Memahami perbedaan modal antara PT dan CV sangat penting bagi pengusaha yang sedang mempertimbangkan bentuk badan usaha untuk bisnis mereka. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh: Pemilihan Struktur yang Tepat Dengan memahami perbedaan ini, pengusaha dapat memilih struktur yang paling sesuai dengan kebutuhan modal dan tujuan jangka panjang bisnis mereka. Perencanaan Keuangan yang Lebih Baik Mengetahui persyaratan modal yang berbeda membantu dalam merencanakan keuangan dengan lebih baik, termasuk dalam hal pengumpulan modal dan alokasi dana. Kepastian Hukum Memahami regulasi yang mengatur modal PT dan CV memberikan kepastian hukum dan mengurangi risiko sengketa atau masalah hukum di kemudian hari. Optimisasi Sumber Daya Dengan mengetahui opsi yang tersedia untuk penyetoran modal, pengusaha dapat mengoptimalkan sumber daya yang mereka miliki untuk memenuhi persyaratan modal awal.

Jumlah NIB dan PKKPR untuk Perusahaan dengan Banyak Lokasi

Memahami Jumlah NIB dan PKKPR untuk Perusahaan dengan Banyak Lokasi

Dalam era globalisasi dan digitalisasi, banyak perusahaan yang berkembang pesat dan membuka cabang di berbagai lokasi. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah berapa banyak Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) yang diperlukan jika satu perusahaan memiliki banyak lokasi. Artikel ini akan membahas kebutuhan NIB dan PKKPR bagi perusahaan dengan 50 lokasi berdasarkan regulasi yang ada di Indonesia. Apa Itu NIB dan PKKPR? Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS (Online Single Submission) setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran. NIB berfungsi sebagai Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Impor (API), dan akses kepabeanan. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) adalah dokumen yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa kegiatan usaha sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Kebutuhan NIB untuk Perusahaan dengan Banyak Lokasi Menurut regulasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, setiap perusahaan hanya memerlukan satu NIB, tidak peduli berapa banyak lokasi atau cabang yang dimiliki. NIB ini berlaku secara nasional dan dapat digunakan untuk semua kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan di berbagai lokasi. Kebutuhan PKKPR untuk Perusahaan dengan Banyak Lokasi Berbeda dengan NIB, kebutuhan PKKPR lebih kompleks. Setiap lokasi atau cabang yang dibuka oleh perusahaan memerlukan PKKPR tersendiri. Hal ini karena setiap lokasi memiliki karakteristik tata ruang yang berbeda dan perlu disesuaikan dengan peraturan daerah setempat. Dengan demikian, jika perusahaan memiliki 50 lokasi, maka diperlukan 50 PKKPR. Proses Pengajuan NIB dan PKKPR Kesimpulan Perusahaan yang memiliki banyak lokasi tidak memerlukan banyak NIB, cukup satu NIB yang berlaku untuk semua lokasi. Namun, setiap lokasi membutuhkan PKKPR tersendiri. Pemahaman mengenai regulasi ini sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku dan kelancaran operasional perusahaan. Baca juga  Beda PIRT dan Izin Edar BPOM dalam Usaha Pangan Olahan

Ada Pertanyaan Terkait Legalitas Bisnismu?

"*" indicates required fields

Gratis Ebook!

Legal Menjadi Pengaruh sudah bantu 1500+ pengusaha di seluruh Indonesia. Gabung sekarang dan rasakan kemudahan mendirikan PT, CV, dan legalitas lainnya!