Apa Itu NIB Berbasis Risiko dan Bedanya dengan NIB Biasa? Berikut Penjelasan Lengkapnya

1. Pengertian NIB Berbasis Risiko Bagi pelaku usaha, memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) merupakan suatu keharusan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.  NIB ini berfungsi sebagai identitas tunggal bagi sebuah perusahaan atau badan usaha. Layaknya KTP sebagai identitas bagi individu/orang. Namun, seiring perkembangan zaman dan regulasi yang semakin ketat, pemerintah telah mengenalkan konsep NIB berbasis risiko.  NIB ini dibuat sebagai upaya untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul dari aktivitas usaha tertentu, terutama yang berkaitan dengan aspek keamanan, keselamatan, dan lingkungan hidup.  Dengan betiu , penerapan NIB berbasis risiko diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. 1.1. Definisi NIB Berbasis Risiko Dikutip dari AdminKita, NIB Berbasis Risiko merupakan sistem izin usaha yang mempertimbangkan risiko kegiatan bisnis berdasarkan potensi bahaya, cedera, dan kerugian yang mungkin terjadi.  Sistem ini mengelompokkan kegiatan usaha berdasarkan tingkat Risikonya menjadi:  – Risiko Rendah (potensi bahaya, cedera, dan kerugian minimal) – Risiko Menengah (potensi bahaya, cedera, dan kerugian lebih besar) – Risiko Tinggi (potensi bahaya, cedera, dan kerugian besar). 1.2. Tujuan Pembentukan NIB Berbasis Risiko Pembentukan Sistem NIB Berbasis Risiko bertujuan untuk menyederhanakan proses perizinan usaha dengan membagi risiko, sehingga mempercepat proses perizinan. Sistem ini juga dirancang untuk melindungi masyarakat dari potensi bahaya dan kerugian yang mungkin timbul dari aktivitas bisnis. Selain itu, juga untuk meningkatkan kepatuhan pengusaha terhadap peraturan dengan sistem yang lebih transparan dan mudah dipahami. 2. Perbedaan NIB Berbasis Risiko dengan NIB Biasa Setelah mengetahui pengertiannya, sekarang kita akan bedah bedanya NIB berbasis Risiko dengan yang biasa: 2.1. Konsep Dasar NIB Biasa NIB biasa merupakan identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) melalui sistem OSS (Online Single Submission).  Baca juga  Biaya dan Cara Mendirikan CV KontraktorNIB ini berlaku sebagai bukti legalitas usaha dan digunakan untuk mengurus berbagai perizinan usaha lainnya. Beberapa kriteria dari NIB biasa antara lain: – Diterbitkan tanpa mempertimbangkan tingkat risiko usaha. – Dipakai untuk semua jenis usaha, baik risiko rendah, menengah, maupun tinggi – Proses perizinan usaha mungkin lebih lama dan rumit, karena perlu mengurus izin usaha lainnya secara terpisah. Contohnya bisnis kontraktor yang membutuhkan izin tambahan seperti Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBUJK) 2.2. Konsep Dasar NIB Berbasis Risiko Sementara pengurusan NIB Berbasis Risiko disesuaikan dengan tingkat risiko kegiatan usaha. Beberapa kriteria dari NIB Berbasis Risiko antara lain: – Diterbitkan berdasarkan tingkat risiko usaha, yaitu rendah, menengah, dan tinggi. – Usaha dengan risiko rendah mendapatkan NIB yang berlaku sebagai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). – Usaha dengan risiko menengah dan tinggi perlu mengurus izin usaha lainnya sesuai dengan klasifikasi risiko usahanya. – Proses perizinan usaha lebih mudah dan cepat, karena NIB sudah terintegrasi dengan berbagai perizinan lainnya. 2.3. Manfaat NIB Berbasis Risiko Berikut ini merupakan beberapa manfaat NIB Berbasis Risiko bagi bisnis dibandingkan NIB Biasa: Penilaian risiko yang lebih baik dengan NIB berbasis risiko membantu pemerintah untuk memahami risiko yang terkait dengan bisnis dengan lebih baik.  Dengan cara ini, mereka dapat mengidentifikasi dan menganalisis berbagai risiko seperti keamanan, keselamatan, dan lingkungan dengan lebih detail. Pemerintah dapat menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi risiko dengan lebih tepat sasaran, sehingga dapat mencegah atau mengurangi dampak negatif dari aktivitas bisnis. Perlindungan masyarakat dan lingkungan juga menjadi lebih baik dengan NIB berbasis risiko.  Dengan mengontrol risiko secara ketat, potensi bahaya atau dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan dapat diminimalisir. Baca juga  PT PMDN: Karakteristik, Kelebihan, dan KekuranganAdanya regulasi yang lebih ketat harus dipatuhi dengan sekesama, terutama dalam sektor-sektor seperti industri berat atau pertambangan  NIB berbasis risiko membantu pelaku bisnis untuk memahami dan mematuhi regulasi-regulasi tersebut dengan lebih baik. 3. Implementasi NIB Berbasis Risiko di Indonesia Tujuan Pemerintah Indonesia meluncurkan sistem NIB Berbasis Risiko yaitu sebagai terobosan untuk mempermudah proses perizinan berusaha.  Sistem ini berguna untuk mengklasifikasikan usaha berdasarkan tingkat risikonya. Dengan begitu, persyaratan dan proses perizinannya pun berbeda-beda.  Berikut ini beberapa implementasi atau penerapan dari NIB Berbasis Risiko untuk bisnis: 3.1. Langkah-langkah Implementasi NIB Berbasis Risiko Sebelumnya, pemerintah menetapkan klasifikasi risiko usaha melalui Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.  Mengutip dari laman resmi Menpan. klasifikasi ini dibagi menjadi 4 kategori, antara lain: – Risiko Rendah: Usaha yang punya dampak minimal terhadap lingkungan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan masyarakat.  Contohnya: warung makan, toko kelontong, dan jasa jahit. – Risiko Menengah Rendah: Usaha yang punya dampak potensial terhadap lingkungan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan masyarakat.  Contohnya: bengkel motor, salon kecantikan, dan usaha konveksi. – Risiko Menengah Tinggi: Usaha yang punya dampak signifikan terhadap lingkungan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan masyarakat.  Contohnya: pabrik tekstil, rumah sakit, dan pom bensin. – Risiko Tinggi: Usaha yang punya dampak besar terhadap lingkungan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan masyarakat.  Contohnya: industri kimia, pertambangan, dan penerbangan. 3.2. Tantangan dalam Implementasi NIB Berbasis Risiko Meskipun sistem NIB Berbasis Risiko punya banyak manfaat,tapi ada beberapa tantangan dalam penerapannya, seperti: 1. Sosialisasi dan Edukasi Masih banyak pelaku usaha yang belum tahu tentang sistem NIB Berbasis Risiko dan cara menggunakannya. Makanya, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada pelaku usaha secara luas. 2. Integrasi Sistem Baca juga  Prosedur Perubahan Status PKWT Menjadi PKWTTIntegrasi sistem OSS dengan sistem milik kementerian/lembaga terkait masih perlu dioptimalkan untuk memperlancar proses perizinan. 3. Kapasitas SDM Perlu adanya peningkatan kemampuan SDM di berbagai tingkatan, mulai dari pusat pemerintahan sampai di daerah. Tujuannya, untuk memastikan bahwa sistem NIB Berbasis Risiko dapat diterapkan dengan baik dan efisien. 4. Kesiapan Infrastruktur Dibutuhkan infrastruktur teknologi yang cukup baik, seperti internet dan komputer, untuk menjamin agar sistem NIB Berbasis Risiko dapat berjalan dengan lancar. 4. Studi Kasus NIB Berbasis Risiko 4.1. Contoh Perusahaan yang Menggunakan NIB Berbasis Risiko NIB berbasis risiko telah digunakan oleh banyak perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari pengolahan, produksi, dan jasa.  Contoh perusahaan yang menggunakan NIB berbasis risiko antara lain: 1. Perusahaan Pengolahan Makanan Perusahaan ini menggunakan NIB berbasis risiko untuk mendapatkan izin untuk memproduksi dan menjual makanan.  2. Perusahaan Produksi Tekstil Perusahaan tekstil lainnya menggunakan NIB berbasis risiko untuk mendapatkan izin untuk memproduksi dan menjual produk tekstil.  3. Perusahaan Jasa Pengangkutan Perusahaan jasa pengangkutan lainnya menggunakan NIB berbasis risiko untuk mendapatkan izin untuk melakukan jasa pengangkutan.  4.2. Keberhasilan Implementasi NIB Berbasis … Continue reading Apa Itu NIB Berbasis Risiko dan Bedanya dengan NIB Biasa? Berikut Penjelasan Lengkapnya